The Act Of Killing- Jagal- |
Menarik memang ketika kita membicarakan sejarah, ada yang bilang sejarah itu statis dan gak bakalan berubah. Menurut saya statement tersebut tidak seratus persen benar.
Sejarah cenderung dinamis, karena kemungkinan besar dikemudian hari akan muncul bukti baru ataupun pengakuan pelaku sejarah yang telah lampau dan bukan tidak mungkin akan mengoreksi catatan-catatan sejarah yang telah ada.
Indonesia punya satu catatan merah tentang sejarah akan pergolakan revolusi di negeri ini, setelah sekian lama terpendam akhirnya ada juga pelaku sejarah yang mau mengungkapkan sejarah yang sesungguhnya dan beriktikad baik untuk meluruskan sejarah bangsa ini.
G30S PKI, PKI kenapa??
PKI - komunis logo |
Mungkin para orang tua kita yang notabene hidup pada jaman Orde baru(ORBA) takan sangat hafal ketika harus menceritakan peristiwa G30s tersebut, kenapa?
Pada waktu itu pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menonton film “propaganda” Pemerintah tentang kejahatan partai Komunis indonesia(PKI).
Banyak para ahli yang berspekulasi tentang siapa dalang dibalik peristiwa G30s PKI.
Disini saya tidak akan mengorek jauh tentang peristiwa tersebut, karena saya juga masih perlu banyak belajar sejarah. Terkait kontroversi tersebut ternyata ada sisi lain dibalik peristiwa tersebut. Setelah sekian lama terpendam sejarah yang masih simpang siur itu kini mulai mengemuka ketika tersebar film dokumenter The art of killing(Jagal).
Sebenarnya sudah dari 2012 film ini beredar namun baru-baru ini mulai menuai kontroversi. Ketika film yang merupakan project dari docwest(Semacam pusat film dokumenter) Universitas Westminister London ini mendapat banyak apresiasi di dunia dan masuk dalam nominasi penghargaan film international.
Film dokumenter ini di sutradarai oleh warga Amerika Denmark , Joshua Oppenheimer dan Orang indonesia. Mostly bercerita tentang sisi lain dari penumpasan para PKI. Dulu memang segala yang berbau PKI dilarang setelah adanya peristiwa G30s PKI. Dampak yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut seperti melekat sampai anak dan keturunan para anggota PKI. Banyak anak eks PKI yang dikucilkan dari masyarakat dan tidak mendapat hak penuh sebagai warga negara Indonesia.
Film tersebut di shoot di daerah medan dan bercerita dimana sang tokoh utama yaitu Anwar Congo. Ppada masa mudanya adalah seorang Preman(Freeman) dan bagian anggota dari pemuda pancasila, di film ini juga disebutkan kalau organisasi pemuda pancasila mendapat dana operasional dari tindakan illegal, seperti membantu penyelundupan (example: Illegal logging) dan Judi menarik pungutan liat dari para Indonesia keturunan Tionghoa(China).
Setelah segala yang berbau PKI dilarang maka semua orang yang pernah terlibat PKI dicari dan diburu untuk kemudian diinterograsi, dan saat itu siapapun sepertinya (menurut film) langsung di eksekusi, Anwar menceritakan kala dia Mostly mengeksekusi menggunakan seutas kawat yang dililitkan ke leher korban kemudian menariknya sampai sang korban tak bisa bernafas dan mati. Salah stu tokohpun bercerita sebagian dari mereka ada yang di potong,dan dilindas mobil.
menurut anwar ini adalah salah satu cara agar korban tidak mengeluarkan darah, dan ia tidak perlu repot membersihkan darah yang mengalir. Ketika proses eksekusi ternyata anwas cs juga mempraktekan gaya gangster dan cowboy amerika. Dia terinspirasi dari banyaknya film amerika. Dan benar Ia juga berprofesi sebagai penjaga bioskop.
Entah sudah berapa banyak Para eks PKI yang ia eksekusi, .
Yang menarik, adalah ada seorang tokoh yang berpendapat bahwa yang mereka lakukan lebih kejam dari pada yang dilakukan PKI. Anwar juga meyakini bahwa yang ia lakukan adalah memang benar ia lakukan akan tetapi ia juga sadar betul apa yang ia lakukan adalah salah, ia bahkan mengaku sering dihantui dengan perasaan bersalah dan mengalami mimpi buruk karena serta terbayang wajah korban dalam mimpinya dan iapun menganggap itu semua adalah karma karena dosa masa lalunya. . Setelah film itu ia tonton sendiri ia pun seakan merasakan bagaimana rasanya para korban ketika menghadapi eksekusi.