Kadar kolesterol jahat yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Upaya pengendalian kadar kolesterol seharusnya diimbangi dengan informasi yang tepat. Apa saja mitos dan fakta yang harus diketahui seputar penurunan kolesterol?
Mitos: Cek kolesterol dimulai sejak usia 40 tahun
Fakta: Bila dalam keluarga ada riwayat penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke, skrining kesehatan dasar seharusnya dilakukan sejak usia 20 tahun. Pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah. Bila diketahui sejak dini maka upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup.
Mitos: Anak-anak tidak mungkin kolesterol tinggi
Fakta: Semua orang di berbagai usia bisa memiliki kolesterol tinggi. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang kurang olahraga, kegemukan, serta banyak mengonsumsi lemak jenuh juga bisa menderita kolesterol tinggi. Bila anak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular di keluarga, besar kemungkinan ia juga menderita penyakit jantung sat dewasa.
Mitos: Yang penting adalah angka kolesterol total
Fakta: Angka kolesterol total yang harus dicapai adalah kurang dari 200 mg/dl, namun setiap komponen di dalamnya (HDL, LDL, dan trigliserida) juga harus normal. Misalnya jika kadar kolesterol total Anda kurang dari 200 mg/dl namun angka HDL (kolesterol baik) sangat rendah, itu berarti kemampuan tubuh untuk melawan kolesterol jahat juga rendah.
Mitos: Orang kurus pasti kolesterolnya rendah
Fakta: Berbadan kurus bukan jaminan Anda terbebas dari kolesterol tinggi. Faktor genetik, pola makan yang buruk, dan kurang olahraga, merupakan komponen utama koleterol tinggi.
Mitos: Untuk menurunkan kolesterol semua lemak harus dihindari
Fakta: Tidak semua lemak sama. Lemak jenuh (seperti mentega dan lemak daging), lemak trans (seperti ditemukan pada makanan cepat saji), memang harus dibatasi seminimal mungkin. Tetapi lemak tak jenuh seperti dalam ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun justru akan menurunkan kolesterol. Minyak jenis ini bisa dikonsumsi untuk menggantikan lemak lainnya.
Mitos: Kolesterol selalu buruk
Fakta: Kolesterol sebenarnya adalah blok pembangun yang dibutuhkan tubuh untuk membuat membran sel dan hormon. Tubuh membuat kolesterol sendiri, namun makanan yang mengandung kolesterol yang kita asup akan meningkatkan kadarnya.
Mitos: Gula tidak meningkatkan kolesterol
Fakta: Gula akan membuat kadar trigliserida meningkat, sehingga sebaiknya konsumsi gula dibatasi.
Mitos: Kolesterol tinggi menimbulkan gejala
Fakta: Sama sekali tidak. Konsekuensi kolesterol tinggi bersifat jangka panjang. Plak yang ditemukan di pembuluh darah saat Anda berusia 50 atau 60 tahun sudah dimulai pembentukannya saat Anda berusia 20 tahun. Untuk mengetahuinya, lakukan cek kolesterol secara berkala.
Mitos: Cek kolesterol dimulai sejak usia 40 tahun
Fakta: Bila dalam keluarga ada riwayat penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke, skrining kesehatan dasar seharusnya dilakukan sejak usia 20 tahun. Pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah. Bila diketahui sejak dini maka upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup.
Mitos: Anak-anak tidak mungkin kolesterol tinggi
Fakta: Semua orang di berbagai usia bisa memiliki kolesterol tinggi. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang kurang olahraga, kegemukan, serta banyak mengonsumsi lemak jenuh juga bisa menderita kolesterol tinggi. Bila anak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular di keluarga, besar kemungkinan ia juga menderita penyakit jantung sat dewasa.
Mitos: Yang penting adalah angka kolesterol total
Fakta: Angka kolesterol total yang harus dicapai adalah kurang dari 200 mg/dl, namun setiap komponen di dalamnya (HDL, LDL, dan trigliserida) juga harus normal. Misalnya jika kadar kolesterol total Anda kurang dari 200 mg/dl namun angka HDL (kolesterol baik) sangat rendah, itu berarti kemampuan tubuh untuk melawan kolesterol jahat juga rendah.
Mitos: Orang kurus pasti kolesterolnya rendah
Fakta: Berbadan kurus bukan jaminan Anda terbebas dari kolesterol tinggi. Faktor genetik, pola makan yang buruk, dan kurang olahraga, merupakan komponen utama koleterol tinggi.
Mitos: Untuk menurunkan kolesterol semua lemak harus dihindari
Fakta: Tidak semua lemak sama. Lemak jenuh (seperti mentega dan lemak daging), lemak trans (seperti ditemukan pada makanan cepat saji), memang harus dibatasi seminimal mungkin. Tetapi lemak tak jenuh seperti dalam ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun justru akan menurunkan kolesterol. Minyak jenis ini bisa dikonsumsi untuk menggantikan lemak lainnya.
Mitos: Kolesterol selalu buruk
Fakta: Kolesterol sebenarnya adalah blok pembangun yang dibutuhkan tubuh untuk membuat membran sel dan hormon. Tubuh membuat kolesterol sendiri, namun makanan yang mengandung kolesterol yang kita asup akan meningkatkan kadarnya.
Mitos: Gula tidak meningkatkan kolesterol
Fakta: Gula akan membuat kadar trigliserida meningkat, sehingga sebaiknya konsumsi gula dibatasi.
Mitos: Kolesterol tinggi menimbulkan gejala
Fakta: Sama sekali tidak. Konsekuensi kolesterol tinggi bersifat jangka panjang. Plak yang ditemukan di pembuluh darah saat Anda berusia 50 atau 60 tahun sudah dimulai pembentukannya saat Anda berusia 20 tahun. Untuk mengetahuinya, lakukan cek kolesterol secara berkala.
Sumber :ivillage
0 komentar:
Posting Komentar